Murottal Al-Quran

Senin, 09 November 2009

Keutamaan Ilmu

Allah berfirman :

Adakah Sama Orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? (QS. Az-Zumar : 9)

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al-Mujadilah : 11)

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba­Nya hanyalah orang-orang yang berilmu. " (Fathir: 28).

Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, "Orang-orang yang ber­ilmu mempunyai derajat, sebanyak tujuh ratus kali derajat di atas orang­-orang Mukmin. Jarak di antara dua derajat ini terbentang sejauh perjalanan selama lima ratus tahun."

Di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari hadits Mu'awiyah bin Abu Sufyan, dia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

"Barangsiapa yang Allah menghendaki suatu kebaikan pada diri­nya, maka Dia memberinya pengetahuan dalam masalah agama­nya. "

Dari Abu Umamah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang dua orang, yang satu ahli ibadah, dan satunya lagi orang yang berilmu. Maka beliau menjawab,

"Kelebihan orang yang berilmu atas ahli ibadah, sama dengan kele­bihanku atas orang yang paling hina di antara kalian. "

Setelah itu beliau bersabda,

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, termasuk pula semut di dalam liangnya, termasuk pula ikan paus, benar-benar bershalawat kepada orang-orang yang meng­ajarkan kebaikan kepada manusia. " (Diriwayatkan At-Tirmidzy). )

Dalam hadits lain disebutkan,

"Kelebihan orang yang berilmu atas ahli ibadah ialah seperti kele­bihan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang-gemin­tang. Sesungguhnya orang-orang yang berilmu itu adalah para pewaris nabi-nabi. Mereka (nabi-nabi) itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa mengam­bil ilmu itu, berarti dia telah mengambil bagian yang banyak. " (Diriwayatkan Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Dari Shafwan bin Assal Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shal­lallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

"Sesungguhnya para malaikat benar-benar meletakkan sayapnya kepada orang yang mencari ilmu, karena ridha terhudap apa yang dicarinya. " (Diriwayatkan Al-Imam Ahmad dan Ibnu Majah).

Menurut Al-Khaththaby, meletakkan sayap di sini ada tiga penger­tian:

1. Bisa berarti membentangkan sayapnya.

2. Bisa berarti merendahkan dan menundukkannya, karena hendak me­nyampaikan hormat kepada orang yang mencari ilmu.

3. Malaikat itu sendiri turun ke majlis ilmu, menunggui dan tidak terbang dari sana.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan jalan baginya ke surga. " (Diriwayatkan Muslim).

Diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,

"Barangsiapa didatangi kematian pada saat dia sedang mencari ilmu, yang dengan ilmu itu dia hendak menghidupkan Islam, maka antara dirinya dan para nabi (hanya) ada satu derajat di surga. " (Diriwayatkan Ath-Thabrany dan Ad-Darimy).

Sebagian orang bijak berkata, "Aduhai, mengapa ada orang yang tidak sempat mencari ilmu, dan mengapa ada ilmu yang tidak sempat dicari?"

Tentang keutamaan mengajarkan ilmu, telah disebutkan di dalam Ash-Shahihain, dari Sahl bin Sa'd Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Ali bin Abu Thalib,

"Lebih baik bagi dirimu jika Allah memberikan petunjuk kepada satu orang laki-laki lewat dirimu, daripada engkau memiliki himar yang paling bagus. "

Ibnu Abbas berkata, "Sesungguhnya orang yang mengajarkan ke­baikan kepada orang lain, maka setiap hewan yang melata akan memo­honkan ampunan baginya, termasuk pula ikan paus di lautan. " Ada pula satu riwayat lain yang dimarfukan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, serupa dengan ini.

Jika ada yang bertanya, "Bagaimana mungkin ikan paus memohon­kan ampunan bagi orang yang mengajarkan ilmu?"

Jawabannya: Karena manfaat ilmu meliputi segala sesuatu, termasuk ikan paus. Orang-orang yang berilmu tentu tahu apa yang boleh dilakukan dan apa yang dilarang. Mereka tentu akan memberikan nasihat agar berbuat santun kepada segala sesuatu, termasuk terhadap hewan yang disembelih dan ikan paus. Karena itu Allah mengilhamkan kepada setiap makhluk, berupa permohonan ampunan bagi orang-orang yang berilmu itu, sebagai balasan dari perbuatan mereka yang baik.

Dari Abu Musa Radhiyallahu Anhu, dia berkata; "Rasulullah Shal­lallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

"Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang aku diutus Allah dengannya, seperti hujan yang turun di bumi, sebagian di antaranya ada yang berupa tanah bagus yang mengisap air, lalu menumbuhkan rerumputan yang banyak. Di antara bumi itu ada pula yang berupa tanah gundul yang bisa menahan air. Allah memberikan manfaat dengannya kepada manusia, sehingga mereka bisa meminum, mengairi dan menanam. Sebagian hujan itu ada pula yang jatuh ke bagian lain, yang hanya berupa lembah, tidak dapat menahan air dan juga tidak dapat menumbuhkan rumput. Yang demikian inilah perumpamaan orang-orang yang memahami agama Allah dan Allah memberikan manfaat kepadanya seperti yang karenanya aku diutus, lalu dia mengetahui dan mengajarkan, begitu pula perumpamaan orang yang tidak mau mengangkat kepalanya kepada yang demikian ini dan tidak menerima petunjuk Allah, yang karenanya aku diutus. " (Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim).

Al-Hasan Rahimahullah pernah berkata, "Andaikata tidak ada orang-orang yang berilmu, tentu manusia tak berbeda dengan binatang. " Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu Anhu pernah berkata, "Pelajarilah ilmu, karena mempelajari ilmu karena Allah itu mencerminkan ketakutan, mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, mencarinya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahui adalah shadaqah, membelanjakannya untuk keluarga adalah taqarrub. Ilmu adalah pendamping saat sendirian dan teman karib saat menyepi."

Ka'b Rahimahullah berkata, "Allah mewahyukan kepada Musa Alaihis-Salam, 'Pelajarilah kebaikan wahai Musa dan ajarkanlah kepada manusia, karena Aku membuat kuburan orang yang mengajarkan kebaikan dan mempelajarinya bercahaya, hingga mereka tidak merasa kesepian di tempatnya'. "

Sumber : Kitab Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar