Murottal Al-Quran

Senin, 11 Januari 2010

Al-Quran, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi


Diantara puluhan bahkan ratusan juta umat islam diseluruh dunia, banyak yang masih bingung dalam membedakan antara Alquran, Hadis Qudsi, maupun hadis dari Nabi Muhammad SAW. Akibat tak paham dengan hal tersebut sering kali menimbulkan kekeliruan yang sangat mendasar dalam memahami Alquran dan Sunah Nabi SAW.

Sebagaimana disebutkan oleh Subhi As Shalih dalam Mahabits fi ‘Ulum al-Qur’an (membahas ilmu-ilmu Alquran. Alquran adalah kalamullah (firman Allah SWT) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat jibril secara mutawattir (bersambung) dan merupakan ibadah bagi yang membacanya.

Alquran adalah kitab suci umat islam yang didalamnya berisi berbagai macam petunjuk bagi umat manusia dalam mengarungi samudra kehidupan ini untuk menggapai kebahagiaan abdi di akhirat kelak.

Adapun hadis Nabi SAW adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik perkataan (qauliyah), perbuatan (fi’liyah), maupun ketetapan atau persetujuan Rasulullah SAW (atsar).

Sementara itu menurut Ahmad Syarwat. Sebagaimana dikupit dari situs assunnah.or.id, hadis qudsi adalah hadis yang oleh Rasulullah SAW disandarkan kepada Allah SWT. Maksudnya, Rasulullah SAW meriwayatkan perkataan tersebut yang sesungguhnya perkataan itu berasal dari Allah SWT. Dalam hal ini, Rasulullah SAW menjadi perawinya. Dan, orang lain yang meriwayatkan hal tersebut dari Rasulullah SAW, tapi tetap periwayatannya dinisbatkan kepada Allah SWT. Sebab, itu adalah firman Allah SWT, hanya saja, Hadis Qudsi tidak termasuk dari bagian Alquran.

Salah satu hadis Qudsi yang terkenal adalah tentang persangkaan seorang hamba kepada Tuhannya. : “Dari Abu Huraira RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, Allah Taala berfirman; “Aku menurut sangkaan hambaku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila dia menyebut-Ku didalam dirinya, maka Akupun menyebutnya didalam diri-Ku. Dan, bila dia menyebut-Ku dikalangan orang banyak, Aku pun menyebutnya dikalangan orang banyak yang lebih baik dari itu.”

Dari ketiga hal tersebut diatas, maka dapatlah dibedakan bahwa, Alquran adalah kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dan berpahala bagi orang yang membacanya. Dalam Alquran, Allah SWT menantang orang-orang kafir untuk untuk membuat sesuatu yang serupa dengan Alquran.

Perbedaan lainnya, hadis Qudsi adalah kalam Allah SWT yang diriwayatkan oleh Nabi SAW secara ahad (sendiri) dan umumnya berupa kabar, karena itu kepastiannya masih berupa dugaan. Sedangkan, Alquran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan secara bersambung (mutawattir), sehingga kebenarannya mutlak, dan bukan atas dugaan.

Alquran dari Allah SWT, baik lafal maupun maknanya, sedangkan hadis Qudsi maknanya dari Allah SWT dan lafalnya dari Rasulullah SAW. Dan, adapun hadis Nabi SAW, adalah perkataan, perbuatan, persetujuan, atau ketetapan Nabi SAW dan sifat-sifat yang disandarkan kepada Rasulullah SAW.

Hadis Qudsi itu maknanya dari Allah SWT dan disampaikan kepada Rasulullah SAW melalui salah satu cara penuturan wahyu, sedang lafalnya dari Rasul sendiri. Dinisbahkannya hadis Qudsi kepada Allah SWT adalah nisbah mengenai isinya, Bukan lafalnya. Sebab, bila hadis qudsi itu lafalnya juga dari Allah SWT, tidak ada perbedaan antara hadis Qudsi dan Alquran, baik dalam tata bahasa, gayanya, maupun kandungannya. Wallahu A’lam.

Sumber : Islam Digest, Republika, Ahad, 10 Januari 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar